Ini ciri-ciri kehamilan yang ku alami
26 Aug 2015, hari ini hari rabu, ntah kenapa aku mondar mandir kamar mandi, bukan diare, melainkan buang air kecil, aku lelah, aku takut terpleset, air seni itu tidak dapat aku tahan sedetik pun, terkadang keluar sebelum aku duduk di kloset, kejadian ini membuatku sulit untuk jauh jauh dari kamar mandi. "Ya Allah, apalah yang terjadi?" tanya hatiku. "Apa suamiku salah kamar? Apa aku mengalami infeksi saluran kemih?" aku menebak-nebak penyebab kejadian aneh ini, maklum saja kami pengantin baru, kami menikah di 7 aug 2015. Aku mengambil air dispenser dan mencium air-nya, aku juga mencurigai air didispenser ini. "Apa air ini mengakibatkan ginjalku gagal merespon?" Aku lelah sekali, aku takut, takut karena di rumah tidak ada orang, bingung mau bertanya pada siapa dan malu harus bercerita.
27 Aug 2015: Hari ini hari Kamis, suamiku menjalankan puasa sunah, aku menemaninya sahur dan kembali tidur dipangkuannya, aku capek sekali. Capek diajak balapan ke kamar mandi di hari sebelumnya. Suamiku membangunkanku, saat azan subuh berkumandang. Aku bangun, sholat subuh, dan membantunya mempersiapkan diri untuk pergi bekerja.
Setelah melepas suamiku yang akan bekerja, aku merendam pakaian, maksud hatiku agar air di bak penuh dengan air baru, aku ingin mengosongkan bak tersebut. Aku memindahkan air dari bak ke ember. Perutku kram, sakit sekali, aku menghentikan aktifitasku dan kembali lagi ke kamar. Aku sadar, asisten rumah tangga sudah datang, dia membereskan meja makan, menyapu, dll, sementara aku diam saja di tempat tidur. "Bu, capek ya..Bu," sapanya pada ku dan aku menjawab "kamarnya tidak usah dibereskan ya bik, nanti saya saja yang bereskan,"
Jam 09.00 tetangga ku, Bu Juliandri memanggil, dia mengajakku rewangan di rumah Ibu Lincau, setelah meninggalkan pesan pada Bibi, aku meninggalkan rumah, disana Ibu Lincau, membuat es buah, tanpa malu-malu aku meminta sepotong mangganya.
Jam 13.00 suamiku meneleponku dan aku meninggalkan rumah ibu Lincau untuk kembali ke rumah, aku melihat motornya sudah parkir di halaman, dia berdiri di depan pintu menyambutku, "dari mana dek?" dan aku menjawab "tadi uda sms abang"
Jam 14.00, suamiku sudah tidak ada dirumah, aku berencana membuatkannya nasi gurih untuk buka puasa, dan, dan............., ya allah, aku kembali mondar-mandir ke kamar mandi lagi, pipis lagi, kali ini aku benar-benar kesal dan hampir menangis.
Azan magrib berkumandang, aku makan banyak sekali, suamiku menggodaku dengan kata gendut.
28 Aug 2015: Hari ini hari Jumat, aku masih berniat untuk mengosongkan bak, aku memindahkan air lagi dari bak ke ember, dan sampai pada gayung ke tiga, perutku sudah kram. Aku berhenti dan berbaring di tempat tidur, aku tau asisten rumah tangga datang dan aku tidak membuka mata sama sekali sampai dia permisi pulang, perut ku masih sakit, dan aku merasa kecewa si bibi pulang, artinya aku akan sendirian di rumah.
Jam 12.00 suamiku pulang untuk bersiap sholat jumat, dia menemukanku di atas tempat tidur dan bawel sekali, "Abang pergi kerja-adek bangun tidur, ehh abang pulang kerja-adek pun bangun tidur" aku tersenyum. "jadi dari abang pergi tadi tidur ajah dek?" tanyanya lagi. "Perut adek kram" jawabku manja.
Jumat sore, suamiku pulang dan aku mengeluhkan kondisi badanku, "Bang anget badan adek Bang..., perut adek pun kram udah dua hari, udah dua hari mondar mandir kamar mandi, pipis-pipis terus" rengek ku.
Setelah magrib, kami harus keluar rumah, untuk ke Pendopo, ini waktunya untuk olah raga, begitu aku membuka pintu aku langsung menutupnya kembali,
"Bang, dingin kali loh di luar" kataku.
"Pakek jaket dek" jawabnya.
"Hari ini g usa olga, kenapa?" aku membujuk.
"G enak, nanti kita bisa diceritain orang" katanya sambil memasang jaketku.
Aku diam, dan berjalan disisinya menuju pendopo.
Jam 20.00 aku diam-diam meninggalkan pendopo, aku benar benar tidak sanggup, aku menuju rumah Ibu Kanit, di rumah Ibu Kanit ramai sekali, teman-teman anaknya yang beranjak remaja sedang datang berkunjung. Aku mencari Bu Kanit, tanpa tanya dia menyuruhku berbaring di kamarnya.
Jam 22.00 Suamiku menjemputku, dan sepanjang jalan dari rumah bu kanit menuju rumah kami dia terus saja menggodaku, bercerita ini-itu, sesekali merangkulku, dan aku diam saja.
Sesampai di rumah aku langsung tarik selimut, aku menutup seluruh tubuhku dengan selimut, sementara suamiku sibuk bersih-bersih selesai berolah raga.
"Dek" Suamiku menarik selimutku, mengecek suhu tubuhku, "Ya Allah.." dia mulai sibuk untuk mengambil air, "Kompres ya dek,,"
Aku mulai menangis "kan tadi adek udah bilang bang, badan adek itu anget, terus adek juga bilang di luar dingin, perut adek kram, tetep ajah-tetep ajah ke luar, tetep ajah olga, tetep ajah sampai lama olganya" air mata mulai tak terhenti.
Suamiku diam, memeluku beberapa saat "maaffin ya dek, abang g tau, tadi sore abang cek g anget, besok kita ke dokter ya"
"ambilin ember" perintahku, aku mulai mual.
Suamiku turun dari tempat tidur untuk mengambil ember, "bang, colokin air dispensernya" teriaku dari kamar. Aku yakin, perlu air panas. Suamiku menuruti semua dengan sabar, memeluku, mengganti kompres, membenarkan selimut, tertidur dan terbangun lagi untuk mengganti kompres, begitu seterusnya, sampai pagi badanku tak turun juga, dia membuatkan telur orak-arik andalannya untuk sarapan kami pagi ini.
29 Aug 2015, "haidnya gimana bu?" tanya ibu mantri setelah mengecek tensi darahku.
"haidnya baru selesai tanggal 21 Aug 2015, siklus 28 hari" jawabku.
Ibu mantri tersenyum dan berkata "tensi nya rendah ya bu?"
"memang selalu rendah," jawabku,
"mungkin aku capek, atau proses adaptasi, kan dari Medan, terus pergi liburan, terus acara ngunduh mantu di Bandung, dan akhirnya terdampar di pulau ini" Aku menjelaskan kondisiku.
"aku ngerasa badan ini bermasalah sejak Rabu, aku......" Aku menghentikan kalimatku tiba-tiba aku teringat Enni, Enni Sibuea teman kantorku, dia bilang perutnya kram, dan dia berharap dia hamil.
"aku, badanku panas dingin Bu, yang paling parah tadi malam, menggigil tapi suhu tubuh meningkat" aku mengurungkan niat untuk bilang perutku kram, aku takut ibu mantri salah diagnosa dan aku malu untuk menceritakan masalah disaluran kemih yang mengganguku akhir-akhir ini.
Ibu Mantri tersenyum kembali, meninggalkan bangkunya, menuju lemari obat, "saya tidak kasih obat ya bu, saya kasih vitamin saja, vitamin ini lengkap, semuanya ada, Ibu Hamil"
Aku saling bertatapan dengan suamiku, "Amin"jawab suamiku tersenyum. Aku sangat kecewa dengan diagnosa bu Mantri, aku sangat yakin dia salah, bagaimana mungkin dia mengatakan hal tersebut, dia dapat diagnosa dari mana, tespeck? tidak, dipegang perutku juga tidak, hanya dari tensi aku dibilangnya hamil. Aku merasa aku sudah terdampar di pulau yang akan mengancam jiwaku.
30 Aug 2015, aku meninggalkan rumah dinas suamiku, aku menuju kota, cutiku sudah habis dan aku harus kembali ke Medan, badanku sudah mendingan. Aku tidak meminum vit yang diberi ibu mantri, aku takut dia salah memberiku vitamin.
31 Aug 2015, sebelum subuh, aku menggunakan tespack dan hasilnya negatif, aku tidak bilang ke suamiku tentang hasil itu, karena aku dan suamiku sama sama tidak percaya akan kehamilanku, dia juga yakin aku sakit, karena capek dan tidak terbiasa tinggal di hutan.
5 Sep 2015, aku ada pelatihan phlebotomist untuk bayi, aku menggunakan jaket, dan aku agak kurang enak badan, teman-teman menggodaku kalau aku hamil, aku mengaminkan, dan bertanya bagaimana taunya kalau aku hamil? mereka tidak memberi solusi sama sekali
7 Sep 2015, bos ku bilang, "percayalah Noni kamu hamil?" katanya padaku.
"Indra, aku yakin, kalau Noni hamil, kamu mau taruhan" kata managerku ke rekan kerja yang duduknya disebelahku.
"Iya kayaknya hamil, banyak kali makannya" jawab Bang Indra.
Sepulang kantor, aku tespeck lagi, dan hasilnya negatif.
11 Sep 2015, "Mami, bajuku sudah tidak muat, sepertinya Noni tambah gendut, lihat tidak bisa dikancing" aku berteriak dari kamar.
Besok harus diet, aku berjanji pada diriku, "iya udah gendut".kata mami
sejak aku pulang di 1 Sep, aku sering meminta mamiku memasak ini itu dan mamiku menuruti semuanya, bahkan tak jarang aku membeli pizza, mie aceh, martabak dll di malam hari, semua diturut.
13 Sep 2015, aku tidak datang bulan, suamiku menelepon, ini pertanyaan yang paling menyebalkan yang pernah aku dengar darinya, aku kesal sekali,
"Dek, datang bulan g?" tanya nya,
aku tau ke arah mana pertanyaan itu, aku merasa suamiku tidak paham dengan kondisiku, aku sudah capek dibuat orang sekelilingku yang memperlakukanku seolah-olah aku wanita hamil, g boleh bawa barang berat, memberiku makanan-makanan yang baik untuk kandungan, menasehati, membelai perutku aku benar benar diperlakukan seperti orang hamil 13 hari terakhir ini sejak aku mendarat ke Medan, dan aku sering curhat sama suamiku tentang ini, dan dia selalu menjawab, "ya di amini ajah dek, kalau ternyata nanti g kita coba lagi, ntar cuti lagi" dan hari ini dia menanyakan aku datang bulan atau g, "ihhhh, nyebelin"
"g tau, belum datang bulan, mungkin besok, bisa ajah kan datang bulannya g teratur"
"iya, ya uda, jangan capek-capek ya"
"tes pecknya negatif kok bang," jawabku. "tadi subuh sudah tespeck lagi adek bang, sepertinya kita harus coba lagi, hahahaha"
"iya, g papa" jawabnya
15 Sep 2015, masih belum datang bulan, bulan lalu aku datang bulan 15 aug 2015-selesai ngunduh mantu, artinya sudah siklus 30 hari aku belum datang bulan juga? aku sudah bingung, "kalau tespeck negatif dan kita belum datang bulan juga, artinya apa kak Nit? tanya ku ke kak Nita.
"telat berapa hari?" tanyanya kembali
"2 hari" jawabku malu.
"alah, baru dua hari, aku seminggu tenang-tenang ajah" jawabnya santai.
17 Sep 2015, masih belum datang bulan.
"Dek, masih belum datang bulan ya?"
"iya bang belum bang, uda 3 kali adek tespeck bang, seperti beli jajan uda beli tespek itu ya bang" jawabku bercanda.
"Nanti, kalau sampai sabtu g datang bulan juga, ke dokter ya dek, kuitansi nya nanti dikirim ke abang, bisa d claim kantor"
19 Sep 2015, hari Sabtu, yang ditunggu
Jam 03.00 aku bangun untuk sholat tahajud, sesampai kamar mandi, aku teringat aku masih punya satu tespack. Aku balik ke kamar, untuk mengambil tespack. Menampung air pipis, dan meletakkan tespek di dalamnya, lalu aku berlalu untuk mengambil wudu, aku sudah tidak peduli dengan hasilnya. Tiba-tiba adik perempuanku, yang sedang mengantri menunggu ku mengambil wudu berkata, "dua garis kak Non"
"iya dua garis" jawabku. "alhamdulilah"
Aku langsung memberi tahu mami-babe, ibu-bapak, sahabatku-Bu aphing, dan terakhir suamiku. Kami semua bahagia, "terima kasih Allah"
21 Sep 2015, aku ke dokter untuk cek kandungan dan subahanallah, ada janin di rahimku, kehadirannya mengobati kangenku dengan suamiku, maklum sajah, kami masih pengantin baru dan harus terpisah jauh. kami memangil janin kami dengan "Dian Junior" semoga kelak menjadi pribadi yang dirahmati dan dihormati.
"mungkin aku capek, atau proses adaptasi, kan dari Medan, terus pergi liburan, terus acara ngunduh mantu di Bandung, dan akhirnya terdampar di pulau ini" Aku menjelaskan kondisiku.
"aku ngerasa badan ini bermasalah sejak Rabu, aku......" Aku menghentikan kalimatku tiba-tiba aku teringat Enni, Enni Sibuea teman kantorku, dia bilang perutnya kram, dan dia berharap dia hamil.
"aku, badanku panas dingin Bu, yang paling parah tadi malam, menggigil tapi suhu tubuh meningkat" aku mengurungkan niat untuk bilang perutku kram, aku takut ibu mantri salah diagnosa dan aku malu untuk menceritakan masalah disaluran kemih yang mengganguku akhir-akhir ini.
Ibu Mantri tersenyum kembali, meninggalkan bangkunya, menuju lemari obat, "saya tidak kasih obat ya bu, saya kasih vitamin saja, vitamin ini lengkap, semuanya ada, Ibu Hamil"
Aku saling bertatapan dengan suamiku, "Amin"jawab suamiku tersenyum. Aku sangat kecewa dengan diagnosa bu Mantri, aku sangat yakin dia salah, bagaimana mungkin dia mengatakan hal tersebut, dia dapat diagnosa dari mana, tespeck? tidak, dipegang perutku juga tidak, hanya dari tensi aku dibilangnya hamil. Aku merasa aku sudah terdampar di pulau yang akan mengancam jiwaku.
30 Aug 2015, aku meninggalkan rumah dinas suamiku, aku menuju kota, cutiku sudah habis dan aku harus kembali ke Medan, badanku sudah mendingan. Aku tidak meminum vit yang diberi ibu mantri, aku takut dia salah memberiku vitamin.
31 Aug 2015, sebelum subuh, aku menggunakan tespack dan hasilnya negatif, aku tidak bilang ke suamiku tentang hasil itu, karena aku dan suamiku sama sama tidak percaya akan kehamilanku, dia juga yakin aku sakit, karena capek dan tidak terbiasa tinggal di hutan.
5 Sep 2015, aku ada pelatihan phlebotomist untuk bayi, aku menggunakan jaket, dan aku agak kurang enak badan, teman-teman menggodaku kalau aku hamil, aku mengaminkan, dan bertanya bagaimana taunya kalau aku hamil? mereka tidak memberi solusi sama sekali
7 Sep 2015, bos ku bilang, "percayalah Noni kamu hamil?" katanya padaku.
"Indra, aku yakin, kalau Noni hamil, kamu mau taruhan" kata managerku ke rekan kerja yang duduknya disebelahku.
"Iya kayaknya hamil, banyak kali makannya" jawab Bang Indra.
Sepulang kantor, aku tespeck lagi, dan hasilnya negatif.
11 Sep 2015, "Mami, bajuku sudah tidak muat, sepertinya Noni tambah gendut, lihat tidak bisa dikancing" aku berteriak dari kamar.
Besok harus diet, aku berjanji pada diriku, "iya udah gendut".kata mami
sejak aku pulang di 1 Sep, aku sering meminta mamiku memasak ini itu dan mamiku menuruti semuanya, bahkan tak jarang aku membeli pizza, mie aceh, martabak dll di malam hari, semua diturut.
13 Sep 2015, aku tidak datang bulan, suamiku menelepon, ini pertanyaan yang paling menyebalkan yang pernah aku dengar darinya, aku kesal sekali,
"Dek, datang bulan g?" tanya nya,
aku tau ke arah mana pertanyaan itu, aku merasa suamiku tidak paham dengan kondisiku, aku sudah capek dibuat orang sekelilingku yang memperlakukanku seolah-olah aku wanita hamil, g boleh bawa barang berat, memberiku makanan-makanan yang baik untuk kandungan, menasehati, membelai perutku aku benar benar diperlakukan seperti orang hamil 13 hari terakhir ini sejak aku mendarat ke Medan, dan aku sering curhat sama suamiku tentang ini, dan dia selalu menjawab, "ya di amini ajah dek, kalau ternyata nanti g kita coba lagi, ntar cuti lagi" dan hari ini dia menanyakan aku datang bulan atau g, "ihhhh, nyebelin"
"g tau, belum datang bulan, mungkin besok, bisa ajah kan datang bulannya g teratur"
"iya, ya uda, jangan capek-capek ya"
"tes pecknya negatif kok bang," jawabku. "tadi subuh sudah tespeck lagi adek bang, sepertinya kita harus coba lagi, hahahaha"
"iya, g papa" jawabnya
15 Sep 2015, masih belum datang bulan, bulan lalu aku datang bulan 15 aug 2015-selesai ngunduh mantu, artinya sudah siklus 30 hari aku belum datang bulan juga? aku sudah bingung, "kalau tespeck negatif dan kita belum datang bulan juga, artinya apa kak Nit? tanya ku ke kak Nita.
"telat berapa hari?" tanyanya kembali
"2 hari" jawabku malu.
"alah, baru dua hari, aku seminggu tenang-tenang ajah" jawabnya santai.
17 Sep 2015, masih belum datang bulan.
"Dek, masih belum datang bulan ya?"
"iya bang belum bang, uda 3 kali adek tespeck bang, seperti beli jajan uda beli tespek itu ya bang" jawabku bercanda.
"Nanti, kalau sampai sabtu g datang bulan juga, ke dokter ya dek, kuitansi nya nanti dikirim ke abang, bisa d claim kantor"
19 Sep 2015, hari Sabtu, yang ditunggu
Jam 03.00 aku bangun untuk sholat tahajud, sesampai kamar mandi, aku teringat aku masih punya satu tespack. Aku balik ke kamar, untuk mengambil tespack. Menampung air pipis, dan meletakkan tespek di dalamnya, lalu aku berlalu untuk mengambil wudu, aku sudah tidak peduli dengan hasilnya. Tiba-tiba adik perempuanku, yang sedang mengantri menunggu ku mengambil wudu berkata, "dua garis kak Non"
"iya dua garis" jawabku. "alhamdulilah"
Aku langsung memberi tahu mami-babe, ibu-bapak, sahabatku-Bu aphing, dan terakhir suamiku. Kami semua bahagia, "terima kasih Allah"
21 Sep 2015, aku ke dokter untuk cek kandungan dan subahanallah, ada janin di rahimku, kehadirannya mengobati kangenku dengan suamiku, maklum sajah, kami masih pengantin baru dan harus terpisah jauh. kami memangil janin kami dengan "Dian Junior" semoga kelak menjadi pribadi yang dirahmati dan dihormati.