Ini ceritaku, mana ceritamu???
Ok, dipaksa Doni buat nulis.
Kelas Inspirasi.., what is the meaning? I don`t know.
Awalnya aku hanya iseng-iseng saja, mendaftarkan diri secara diam-diam setelah melihat posting DP (display picture) salah satu contact BBM (blackberry messenger) yang menceritakan tentang Kelas Inspirasi. Aku mencoba membuka web tersebut dan mendaftarkan diri, dengan profil sederhanaku.
Berfikir sebelum bertindak, itulah yang sering diajarkan, dan aku malah melakukan sebaliknya, setelah mendaftarkan diri aku mulai mencaritahu apa itu Kelas Inspirasi, dan “uwoo uwooo..., kereennnnnn......,” dalam hati mulai berharap profil sederhanaku bisa diterima.
Hari berganti hari, tibalah pengumuman hasil seleksi Kelas Inspirasi, aku tidak membaca namaku disana, sampai teman BBM yang memposting menyapaku.
“Mbak, mendaftar KI ya,” begitulah katanya.
“Heheh, iya.., saya lihat dari DP kamu.” Balas ku.
“Iya Mbak Non, saya kan panitia.”
“Oh gitu, tapi kayaknya saya g lulus ya (pasang emo smile)”
“No. 105 Mbak, Noni PT. PXXXXA”
“Oh ya..., waahhhhhh (pasang emo bahagia)”
Mengajar bukanlah sesuatu yang asing bagiku, tahun lalu, 2014 ditengah-tengah kesibukanku setiap Hari Jumat jam 09.00-11.00 pagi aku mengajar di salah satu sekolah untuk tingkat SD (kelas 5-6) dan SMP (kelas 2). Aku biasa memberikan pelajaran berupa motivasi kepada mereka dan perencanaan hidup sehari-hari.
Dengan pengalaman tersebut, Kelas Inpirasi tetap mampu dan berhasil membuatku tertantang, aku ingin memberikan yang terbaik di kelas tersebut. Bersama personil kelompok 16 yang spectakuler, aku berusaha memaksimalkan apa yang aku punya. “Thank`s god yang telah mempersatukan kami di kelompok 16, I love them so much.”
Next hari inspirasi pun tiba, 5 Maret is unforgetable moment. Kami berkumpul tepat pukul 06.00 WIB di Stasiun TVRI yang menjadi best camp kami, semangat 86 mengebu-gebu menuju Belawan tempat SD kami berdomisili (“huammm....,” lupa kalau masih ngantuk.
Opening ceremony telah berlalu, tanpa disadari aku telah berada di kelas, ditatap 32 siswa. Kelas III adalah kelas pertamaku. Aku mencoba memperkenalkan diriku, aku membawa iklan lowongan kerja yang di-posting di koran, inilah caraku memperkenalkan profesiku HR & GA (Human Resources and General Affairs) dan bersyukur di dalam hati siswa-siswa di kelas mengerti.
“Adek-adek, pernah liat iklan seperti ini kah?”
“Pernah-pernah,,” jawab mereka serempak
“Yah iklan-iklan ini kakak yang mengirim ke koran, dan koran mengumumkannya, hingga para pencari kerja bisa mengetahui kalau kakak lagi cari tenaga kerja”
“Adek-adek disini, cita cita nya mau jadi apa? Ada yang mau kerja di kantor?”
“Mau jadi presiden bu....”
“Wah.., keren.., ada yang mau jadi presiden...,”
“Apa pun cita-citanya, kita harus ingat 4 hal,(kami mulai bernyanyi lagu macam-macam profesi)”
Setelah memperkenalkan diri, kegiatanku berlanjut pada proses recruitment, aku mengambil salah satu tes yang biasa digunakan pada saat recruitment yaitu draw a person. Dengan instruksi yang dimodifikasi, aku mencoba membimbing anak-anak untuk mulai menggambar. Dan dannnnn bel berbunyi, menandakan waktu ku telah habis di kelas tersebut. “OK, sukses untuk kelas III, alhamdulilah.”
Kelas berikutnya kelas IV, untuk perkenalan aku melakukan cara yang sama dengan kelas sebelumnya, namun di kelas ini, aku lebih menfokuskan kepada kreatifitas, aku membawa alat tes kreatifitas sederhana, pekerjaanku sebagai HR & GA yang juga meng-handle diklat sebagai sarana dalam human develomment menuntutku untuk selalu kreatif, dan selain 4 hal aku mengajarkan kreatifitas di kelas 4.
Kelas berikutnya, kelas V, aku masih mengandalkan koran yang kubawa sebagai media yang dapat memperkenalkan diriku ke mereka, di kelas ini aku melakukan kegiatan recruitment sesi wawancara, namun sepertinya salah sasaran, anak-anak lebih menangkap pada wawancara reporter di TV, “hahahhaaa.....”. Walaupun tidak nyambung, tetap seruuuu......
Meninggalkan kelas V yang salah fokus, aku masih tetap semangat untuk menuju kelas VI. Semangatku bisa diadu dengan teriknya matahari belawan siang itu. Di kelas VI, aku mengambil tema “daily activity” aku membagi form yang aku rancang sendiri dan di bagikan ke masing-masing siswa. Menuju UN yang kurang dari 2 bulan, para siswa sebaiknya memaksimalkan waktu yang mereka punya. Dibuka dengan permainan aku memulai debutku di kelas VI yang cukup bisa ku kendalikan.
Kelas III, IV, V, dan VI telah kulalui, saatnya menuju kelas kecil, kelas I da II. Sayang sekali, karena waktu yang terbatas, aku tidak dapat berada di kelas II. Well, aku yakin teman-teman ku telah menginspirasi mereka dengan spectakuler.
Kelas I, adalah kelas yang benar-benar sulit untuk aku kendalikan. Keadaan kelas waktu itu sangat luar biasa, ada murid yang memukul-mukul meja, ada yang naik-naik ke meja, ada yang bertengkar, ada yang nangis, beberapa mulai kepanasan, kelaparan, dan kehausan. Aku benar-benar kesulitan. “Tidaaakkk................................” Aku tidak mengajar apa apa di kelas ini, aku hanya berusaha membuat para siswa tenang. “ampun deh......”
Akhirnya, aku secara pribadi mengucapkan terima kasih kepada Kelas Inspirasi, yang telah memberikan kesempatan ini, kesempatan yang tidak akan pernah aku lupakan. Terima kasih yang sebanyak-banyak pada kelompok 16 (fasilitator-inspirator) yang selalu menjadi motivasi untuk memberikan yang terbaik pada kegiatan ini. Terima kasih untuk sekolah yang telah menyambut kami dengan sangat antusias dan untuk semua pihak yang telah berkontribusi saya ucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya. Aku berperan menjadi inspirator tetapi akulah yang terinspirasi. Kelas Inspirasi is amazing.
Ini ceritaku mana ceritamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar