“Jika
engkau bersyukur kepadaKu maka niscaya akan Kutambah nikmatKu padamu.
Namun jika kau kufur akan nikmat Ku maka sungguh AzabKu sangatlah pedih”.(QS. Ibrahim : 08)
Aku memasuki RSIA Stella Maris yang seperti pasar, ribut dan ramai. Maklum saja, hari ini adalah hari Sabtu, pasti mereka (ibu-Ibu hamil dan ibu yang program hamil) sepertiku, memanfaatkan Sabtu mereka untuk datang konsul ke dokter kandungan.
Aku tidak mendapatkan bangku, semua bangku telah penuh, RSIA juga sudah mengeluarkan bangku cadangan yang juga sudah penuh, aku berdiri selama 5 menit dan akhirnya aku mendapat tempat duduk. "alhamdulilah."
Aku duduk di sebelah pria yang mungkin usia-nya berada di 20-an akhir, badannya tegap kulitnya hitam berkaca mata. Tiga menit kemudian seorang wanita menghampiri, wanita yang cantik, tinggi dan berambut pendek, seperti pramugari, akhirnya aku ketahui mereka adalah suami-istri. Pria tersebut berdiri dan mempersilahkan istrinya duduk dan dia sendiri duduk di sandaran lengan sofa.
Pria itu mencium ubun-ubun istrinya, membelai rambutnya, dan istrinya pun menyenderkan kepalanya ke lengan suaminya. Pemandangan yang manis dan pasti membuatku cemburu. "Ya Allah, kehamilanku 16 minggu dan ini konsul ke empat ku, tak sekali pun suamiku mengantarkan ku kesini" rengek batinku. "Ya Allah, kuatkanlah aku dan janinku, dan lindungilah suamiku yang jauh di dalam hutan" doaku sambil mengelus perutku.
Selang berapa menit, seorang wanita lain dengan perut yang membuncit lewat di depan kami, dan sontak suami-istri yang duduk disebelahku menyapanya, ternyata mereka kenal. "apa kabar?-tinggal dimana?" bla-bbla.., begitulah pertemuan itu berlangsung, yang kemudian aku mendapati percakapan yang cukup menyedihkan,
Wanita lain= jadi udah hamil?
Istri= udah positif, ini periksa pertama
Wanita lain= udah telat tapi kan?
Istri= sudah telat, sebenarnya udah sering sih aku hamil, ini yang ke empat, yang pertama hamil palsu, yang kedua pendarahan jadi di guret, yang ketiga palsu lagi, luruh lagi, g tau ini apakah palsu lagi,
Betapa malunya aku mendengar kisah itu, hidupnya yang sepersekian detik membuatku cemburu, ternyata mengalami 3 kali kegagalan kehamilan, dan aku? Allah menitipkan janin di dalam rahimku sepersekian hari pernikahanku, Allah tidak memberi sehari pun ruang tunggu untuk ku dan suami ku dalam menunggu hadirnya janin di rahimku. Hari in? janinku sehat, beratnya, tingginya, pertumbuhan fisiknya tidak mengalami kendala apa pun, "Ya Allah betapa malu nya aku" isak batinku sambil memandangi lantai ruumah sakit.
Aku menoleh ke sebalah kiriku, seorang wanita, yang kutebak pasti orang Karo sedang asik dengan androidnya, dia menyadari tatapanku dan kami mulai mengobrol.
Wanita karo= aku udah tiga jam loh di sini, tadi g dapat bangku jadi aku ke kantin, terus di panggil aku g tau, ehhh balik kesini dokternya lagi operasi, terpaksa deh nunggu
Aku=senyum
Wanita karo= aku udah berapa kali ganti dokter, dokter yang itu udah, dokter yang itu juga udah, sekarang mau sama dokter yang ini, (dia menunjuk pintu-pintu yang tertutup, pintu-pintu yang bertuliskan nama-nama dokter spog)
Aku= mengernyitkan dahi, "dalam hati, ini orang kenapa? kok ganti ganti dokter?"
Wanita Karo= Aku lagi program hamil, aku udah lama menikah belum dikasih momongan, terus belum berhasil-hasil juga sama dokter yang lalu-lalu, makanya aku mau coba sama dokter yang ini (menunjuk pintu lagi). Gimana ya, aku kan orang karo, suamiku juga (bener tebakkan ku-wanita karo), jadi keluarga kami itu nuntut banget kami punya anak, terus nanti orang tua suami, dipanggil dengan nama anakku gitu.
Aku = mudah-mudahan ya kak berhasil.
Aku menutup pembicaraan dengannya, kembali aku serasa dicambuk, Ya Allah, fabiayyi ala irobbikuma tukadziban
"Wahai pemilik nyawaku, terima kasih atas dia yang kau jadikan pendampingku, sungguh kehadirannya diluar prediksiku, tidak sedetikpu Allah, aku menyangka akan menjadi istri nya, semua terjadi atas kasih sayangMu kepada kami, terima kasih Allah kau satukan kami, dan Kau hadirkan pengikat cinta kami yang kini ada di rahimku, Wahai Allah, jadikanlah kami hambaMu yang bersyukur. Amin"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar