Senin, 14 Desember 2015

Rabb, Terima Kasih...

Jika engkau bersyukur kepadaKu maka niscaya akan Kutambah nikmatKu padamu. Namun jika kau kufur akan nikmat Ku maka sungguh AzabKu sangatlah pedih”.(QS. Ibrahim : 08)

Aku memasuki RSIA Stella Maris yang seperti pasar, ribut dan ramai. Maklum saja, hari ini adalah hari Sabtu, pasti mereka (ibu-Ibu hamil dan ibu yang program hamil) sepertiku, memanfaatkan Sabtu mereka untuk datang konsul ke dokter kandungan.

Aku tidak mendapatkan bangku, semua bangku telah penuh, RSIA juga sudah mengeluarkan bangku cadangan yang juga sudah penuh, aku berdiri selama 5 menit dan akhirnya aku mendapat tempat duduk. "alhamdulilah."

Aku duduk di sebelah pria yang mungkin usia-nya berada di 20-an akhir, badannya tegap kulitnya hitam berkaca mata. Tiga menit kemudian seorang wanita menghampiri, wanita yang cantik, tinggi dan berambut pendek, seperti pramugari, akhirnya aku ketahui mereka adalah suami-istri. Pria tersebut berdiri dan mempersilahkan istrinya duduk dan dia sendiri duduk di sandaran lengan sofa.

Pria itu mencium ubun-ubun istrinya, membelai rambutnya, dan istrinya pun menyenderkan kepalanya ke lengan suaminya. Pemandangan yang manis dan pasti membuatku cemburu. "Ya Allah, kehamilanku 16 minggu dan ini konsul ke empat ku, tak sekali pun suamiku mengantarkan ku kesini" rengek batinku. "Ya Allah, kuatkanlah aku dan janinku, dan lindungilah suamiku yang jauh di dalam hutan" doaku sambil mengelus perutku.

Selang berapa menit, seorang wanita lain dengan perut yang membuncit lewat di depan kami, dan sontak suami-istri yang duduk disebelahku menyapanya, ternyata mereka kenal. "apa kabar?-tinggal dimana?" bla-bbla.., begitulah pertemuan itu berlangsung, yang kemudian aku mendapati percakapan yang cukup menyedihkan, 
Wanita lain= jadi udah hamil?
Istri= udah positif, ini periksa pertama
Wanita lain= udah telat tapi kan?
Istri= sudah telat, sebenarnya udah sering sih aku hamil, ini yang ke empat, yang pertama hamil palsu, yang kedua pendarahan jadi di guret, yang ketiga palsu lagi, luruh lagi, g tau ini apakah palsu lagi,

Betapa malunya aku mendengar kisah itu, hidupnya yang sepersekian detik membuatku cemburu, ternyata mengalami 3 kali kegagalan kehamilan, dan aku? Allah menitipkan janin di dalam rahimku sepersekian hari pernikahanku, Allah tidak memberi sehari pun ruang tunggu untuk ku dan suami ku dalam menunggu hadirnya janin di rahimku. Hari in? janinku sehat, beratnya, tingginya, pertumbuhan fisiknya tidak mengalami kendala apa pun, "Ya Allah betapa malu nya aku" isak batinku sambil memandangi lantai ruumah sakit.

Aku menoleh ke sebalah kiriku, seorang wanita, yang kutebak pasti orang Karo sedang asik dengan androidnya, dia menyadari tatapanku dan kami mulai mengobrol.

Wanita karo= aku udah tiga jam loh di sini, tadi g dapat bangku jadi aku ke kantin, terus di panggil aku g tau, ehhh balik kesini dokternya lagi operasi, terpaksa deh nunggu
Aku=senyum
Wanita karo= aku udah berapa kali ganti dokter, dokter yang itu udah, dokter yang itu juga udah, sekarang mau sama dokter yang ini, (dia menunjuk pintu-pintu yang tertutup, pintu-pintu yang bertuliskan nama-nama dokter spog)
Aku= mengernyitkan dahi, "dalam hati, ini orang kenapa? kok ganti ganti dokter?"
Wanita Karo= Aku lagi program hamil, aku udah lama menikah belum dikasih momongan, terus belum berhasil-hasil juga sama dokter yang lalu-lalu, makanya aku mau coba sama dokter yang ini (menunjuk pintu lagi). Gimana ya, aku kan orang karo, suamiku juga (bener tebakkan ku-wanita karo), jadi keluarga kami itu nuntut banget kami punya anak, terus nanti orang tua suami, dipanggil dengan nama anakku gitu.
Aku = mudah-mudahan ya kak berhasil.

Aku menutup pembicaraan dengannya, kembali aku serasa dicambuk, Ya Allah, fabiayyi ala irobbikuma tukadziban

"Wahai pemilik nyawaku, terima kasih atas dia yang kau jadikan pendampingku, sungguh kehadirannya diluar prediksiku, tidak sedetikpu Allah, aku menyangka akan menjadi istri nya, semua terjadi atas kasih sayangMu kepada kami, terima kasih Allah kau satukan kami, dan Kau hadirkan pengikat cinta kami yang kini ada di rahimku, Wahai Allah, jadikanlah kami hambaMu yang bersyukur. Amin"

Selasa, 22 September 2015

Tanda-tanda kehamilan- Pengalaman Pribadi

“Di sanalah Zakariya berdo’a kepada Rabb-nya seraya berkata: ‘Ya Rabbku, berilah aku dari sisi-Mu seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Mahamendengar do’a “. (QS. 3:38)

Ini ciri-ciri kehamilan yang ku alami

26 Aug 2015, hari ini hari rabu, ntah kenapa aku mondar mandir kamar mandi, bukan diare, melainkan buang air kecil, aku lelah,  aku takut terpleset, air seni itu tidak dapat aku tahan sedetik pun, terkadang keluar sebelum aku duduk di kloset, kejadian ini membuatku sulit untuk jauh jauh dari kamar mandi. "Ya Allah, apalah yang terjadi?" tanya hatiku. "Apa suamiku salah kamar? Apa aku mengalami infeksi saluran kemih?" aku menebak-nebak penyebab kejadian aneh ini, maklum saja kami pengantin baru, kami menikah di 7 aug 2015. Aku mengambil air dispenser dan mencium air-nya, aku juga mencurigai air didispenser ini. "Apa air ini mengakibatkan ginjalku gagal merespon?" Aku lelah sekali, aku takut, takut karena di rumah tidak ada orang, bingung mau bertanya pada siapa dan malu harus bercerita.    
27 Aug 2015: Hari ini hari Kamis, suamiku menjalankan puasa sunah, aku menemaninya sahur dan kembali tidur dipangkuannya, aku capek sekali. Capek diajak balapan ke kamar mandi di hari sebelumnya. Suamiku  membangunkanku, saat azan subuh berkumandang. Aku bangun, sholat subuh, dan membantunya mempersiapkan diri untuk pergi bekerja.
Setelah melepas suamiku yang akan bekerja, aku merendam pakaian, maksud hatiku agar air di bak penuh dengan air baru, aku ingin mengosongkan bak tersebut. Aku memindahkan air dari bak ke ember. Perutku kram, sakit sekali, aku menghentikan aktifitasku dan kembali lagi ke kamar. Aku sadar, asisten rumah tangga sudah datang, dia membereskan meja makan, menyapu, dll, sementara aku diam saja di tempat tidur. "Bu, capek ya..Bu," sapanya pada ku dan aku menjawab "kamarnya tidak usah dibereskan ya bik, nanti saya saja yang bereskan,"
Jam 09.00 tetangga ku, Bu Juliandri memanggil, dia mengajakku rewangan di rumah Ibu Lincau, setelah meninggalkan pesan pada Bibi, aku meninggalkan rumah, disana Ibu Lincau, membuat es buah, tanpa malu-malu aku meminta sepotong mangganya.
Jam 13.00 suamiku meneleponku dan aku meninggalkan rumah ibu Lincau untuk kembali ke rumah, aku melihat motornya sudah parkir di halaman, dia berdiri di depan pintu menyambutku, "dari mana dek?" dan aku menjawab "tadi uda sms abang"
Jam 14.00, suamiku sudah tidak ada dirumah, aku berencana membuatkannya nasi gurih untuk buka puasa, dan, dan............., ya allah, aku kembali mondar-mandir ke kamar mandi lagi, pipis lagi, kali ini aku benar-benar kesal dan hampir menangis.
Azan magrib berkumandang, aku makan banyak sekali, suamiku menggodaku dengan kata gendut. 

28 Aug 2015: Hari ini hari Jumat, aku masih berniat untuk mengosongkan bak, aku memindahkan air lagi dari bak ke ember, dan sampai pada gayung ke tiga, perutku sudah kram. Aku berhenti dan berbaring di tempat tidur, aku tau asisten rumah tangga datang dan aku tidak membuka mata sama sekali sampai dia permisi pulang, perut ku masih sakit, dan aku merasa kecewa si bibi pulang, artinya aku akan sendirian di rumah.
Jam 12.00 suamiku pulang untuk bersiap sholat jumat, dia menemukanku di atas tempat tidur dan bawel sekali, "Abang pergi kerja-adek bangun tidur, ehh abang pulang kerja-adek pun bangun tidur" aku tersenyum. "jadi dari abang pergi tadi tidur ajah dek?" tanyanya lagi. "Perut adek kram" jawabku manja.
Jumat sore, suamiku pulang dan aku mengeluhkan kondisi badanku, "Bang anget badan adek Bang..., perut adek pun kram udah dua hari, udah dua hari mondar mandir kamar mandi, pipis-pipis terus" rengek ku. 
Setelah magrib, kami harus keluar rumah, untuk ke Pendopo, ini waktunya untuk olah raga, begitu aku membuka pintu aku langsung menutupnya kembali, 
"Bang, dingin kali loh di luar" kataku. 
"Pakek jaket dek" jawabnya. 
"Hari ini g usa olga, kenapa?" aku membujuk.
"G enak, nanti kita bisa diceritain orang" katanya sambil memasang jaketku.
Aku diam, dan berjalan disisinya menuju pendopo.
Jam 20.00 aku diam-diam meninggalkan pendopo, aku benar benar tidak sanggup, aku menuju rumah Ibu Kanit, di rumah Ibu Kanit ramai sekali, teman-teman anaknya yang beranjak remaja sedang datang berkunjung. Aku mencari Bu Kanit, tanpa tanya dia menyuruhku berbaring di kamarnya.
Jam 22.00 Suamiku menjemputku, dan sepanjang jalan dari rumah bu kanit menuju rumah kami dia terus saja menggodaku, bercerita ini-itu, sesekali merangkulku, dan aku diam saja.
Sesampai di rumah aku langsung tarik selimut, aku menutup seluruh tubuhku dengan selimut, sementara suamiku sibuk bersih-bersih selesai berolah raga. 
"Dek" Suamiku menarik selimutku, mengecek suhu tubuhku, "Ya Allah.." dia mulai sibuk untuk mengambil air, "Kompres ya dek,,"
Aku mulai menangis "kan tadi adek udah bilang bang, badan adek itu anget, terus adek juga bilang di luar dingin, perut adek kram, tetep ajah-tetep ajah ke luar, tetep ajah olga, tetep ajah sampai lama olganya" air mata mulai tak terhenti. 
Suamiku diam, memeluku beberapa saat "maaffin ya dek, abang g tau, tadi sore abang cek g anget, besok kita ke dokter ya"
"ambilin ember" perintahku, aku mulai mual.
Suamiku turun dari tempat tidur untuk mengambil ember, "bang, colokin air dispensernya" teriaku dari kamar. Aku yakin, perlu air panas. Suamiku menuruti semua dengan sabar, memeluku, mengganti kompres, membenarkan selimut, tertidur dan terbangun lagi untuk mengganti kompres, begitu seterusnya, sampai pagi badanku tak turun juga, dia membuatkan telur orak-arik andalannya untuk sarapan kami pagi ini.

29 Aug 2015, "haidnya gimana bu?" tanya ibu mantri setelah mengecek tensi darahku. 
"haidnya baru selesai tanggal 21 Aug 2015, siklus 28 hari" jawabku.
Ibu mantri tersenyum dan berkata "tensi nya rendah ya bu?" 
"memang selalu rendah," jawabku,
"mungkin aku capek, atau proses adaptasi, kan dari Medan, terus pergi liburan, terus acara ngunduh mantu di Bandung, dan akhirnya terdampar di pulau ini" Aku menjelaskan kondisiku.
"aku ngerasa badan ini bermasalah sejak Rabu, aku......" Aku menghentikan kalimatku tiba-tiba aku teringat Enni, Enni Sibuea teman kantorku, dia bilang perutnya kram, dan dia berharap dia hamil.
"aku, badanku panas dingin Bu, yang paling parah tadi malam, menggigil tapi suhu tubuh meningkat" aku mengurungkan niat untuk bilang perutku kram, aku takut ibu mantri salah diagnosa dan aku malu untuk menceritakan masalah disaluran kemih yang mengganguku akhir-akhir ini.
Ibu Mantri tersenyum kembali, meninggalkan bangkunya, menuju lemari obat, "saya tidak kasih obat ya bu, saya kasih vitamin saja, vitamin ini lengkap, semuanya ada, Ibu Hamil"
Aku saling bertatapan dengan suamiku, "Amin"jawab suamiku tersenyum. Aku sangat kecewa dengan diagnosa bu Mantri, aku sangat yakin dia salah, bagaimana mungkin dia mengatakan hal tersebut, dia dapat diagnosa dari mana, tespeck? tidak, dipegang perutku juga tidak, hanya dari tensi aku dibilangnya hamil. Aku merasa aku sudah terdampar di pulau yang akan mengancam jiwaku.

30 Aug 2015, aku meninggalkan rumah dinas suamiku, aku menuju kota, cutiku sudah habis dan aku harus kembali ke Medan, badanku sudah mendingan. Aku tidak meminum vit yang diberi ibu mantri, aku takut dia salah memberiku vitamin.

31 Aug 2015, sebelum subuh, aku menggunakan tespack dan hasilnya negatif, aku tidak bilang ke suamiku tentang hasil itu, karena aku dan suamiku sama sama tidak percaya akan kehamilanku, dia juga yakin aku sakit, karena capek dan tidak terbiasa tinggal di hutan.

5 Sep 2015, aku ada pelatihan phlebotomist untuk bayi, aku menggunakan jaket, dan aku agak kurang enak badan, teman-teman menggodaku kalau aku hamil, aku mengaminkan, dan bertanya bagaimana taunya kalau aku hamil? mereka tidak memberi solusi sama sekali

7 Sep 2015, bos ku bilang, "percayalah Noni kamu hamil?" katanya padaku.
"Indra, aku yakin, kalau Noni hamil, kamu mau taruhan" kata managerku ke rekan kerja yang duduknya disebelahku.
"Iya kayaknya hamil, banyak kali makannya" jawab Bang Indra.
Sepulang kantor, aku tespeck lagi, dan hasilnya negatif.

11 Sep 2015, "Mami, bajuku sudah tidak muat, sepertinya Noni tambah gendut, lihat tidak bisa dikancing" aku berteriak dari kamar.
Besok harus diet, aku berjanji pada diriku, "iya udah gendut".kata mami
sejak aku pulang di 1 Sep, aku sering meminta mamiku memasak ini itu dan mamiku menuruti semuanya, bahkan tak jarang aku membeli pizza, mie aceh, martabak dll di malam hari, semua diturut.

13 Sep 2015, aku tidak datang bulan, suamiku menelepon, ini pertanyaan yang paling menyebalkan yang pernah aku dengar darinya, aku kesal sekali,
"Dek, datang bulan g?" tanya nya,
aku tau ke arah mana pertanyaan itu, aku merasa suamiku tidak paham dengan kondisiku, aku sudah capek dibuat orang sekelilingku yang memperlakukanku seolah-olah aku wanita hamil, g boleh bawa barang berat, memberiku makanan-makanan yang baik untuk kandungan, menasehati, membelai perutku aku benar benar diperlakukan seperti orang hamil 13 hari terakhir ini sejak aku mendarat ke Medan, dan aku sering curhat sama suamiku tentang ini, dan dia selalu menjawab, "ya di amini ajah dek, kalau ternyata nanti g kita coba lagi, ntar cuti lagi" dan hari ini dia menanyakan aku datang bulan atau g, "ihhhh, nyebelin"
"g tau, belum datang bulan, mungkin besok, bisa ajah kan datang bulannya g teratur"
"iya, ya uda, jangan capek-capek ya"
"tes pecknya negatif kok bang," jawabku. "tadi subuh sudah tespeck lagi adek bang, sepertinya kita harus coba lagi, hahahaha"
"iya, g papa" jawabnya

15 Sep 2015, masih belum datang bulan, bulan lalu aku datang bulan 15 aug 2015-selesai ngunduh mantu, artinya sudah siklus 30 hari aku belum datang bulan juga? aku sudah bingung, "kalau tespeck negatif dan kita belum datang bulan juga, artinya apa kak Nit? tanya ku ke kak Nita.
"telat berapa hari?" tanyanya kembali
"2 hari" jawabku malu.
"alah, baru dua hari, aku seminggu tenang-tenang ajah" jawabnya santai.

17 Sep 2015, masih belum datang bulan.
"Dek, masih belum datang bulan ya?"
"iya bang belum bang, uda 3 kali adek tespeck bang, seperti beli jajan uda beli tespek itu ya bang" jawabku bercanda.
"Nanti, kalau sampai sabtu g datang bulan juga, ke dokter ya dek, kuitansi nya nanti dikirim ke abang, bisa d claim kantor"

19 Sep 2015, hari Sabtu, yang ditunggu
Jam 03.00 aku bangun untuk sholat tahajud, sesampai kamar mandi, aku teringat aku masih punya satu tespack. Aku balik ke kamar, untuk mengambil tespack. Menampung air pipis, dan meletakkan tespek di dalamnya, lalu aku berlalu untuk mengambil wudu, aku sudah tidak peduli dengan hasilnya. Tiba-tiba adik perempuanku, yang sedang mengantri menunggu ku mengambil wudu berkata, "dua garis kak Non"
"iya dua garis" jawabku. "alhamdulilah"
Aku langsung memberi tahu mami-babe, ibu-bapak, sahabatku-Bu aphing, dan terakhir suamiku. Kami semua bahagia, "terima kasih Allah"

21 Sep 2015, aku ke dokter untuk cek kandungan dan subahanallah, ada janin di rahimku, kehadirannya mengobati kangenku dengan suamiku, maklum sajah, kami masih pengantin baru dan harus terpisah jauh. kami memangil janin kami dengan "Dian Junior" semoga kelak menjadi pribadi yang dirahmati dan dihormati.

Rabu, 22 April 2015

Jodoh Dunia Akhirat

Kumerayu Pada Allah yang tahu isi hatiku
dimalam hening aku selalu mengadu
Tunjukan Padaku…
Kuaktifkan radarku mencari sosok yang dinanti
Kuikhlaskan Pengharapanku dihati
Siapa Dirimu…
Dalam kesabaran kumelangkah menjemputmu
Cinta dalam hati akan aku jaga hingga
Allah persatukan kita….
Reff :
Jodoh Dunia Akhirat
Namamu Rahasia
Tapi kau ada dimasa depanku
Kusebut dalam doa
Kuikhlaskan rinduku
Kita bersama melangkah ke Surga, Abadi…

“Bukan Cinta yang memilihmu, Tapi Allah yang memilihmu…Untuk kucintai…”

Kamis, 02 April 2015

Hard To say daddy

"Babe, hmm.., besok teman noni mau ketemu babe"dengan satu nafas aku mengucapkan kalimat itu.
----//---

Magrib di rumah ku kali ini seakan berbeda dengan hari sebelumnya, aku duduk dibelakang shaf ayahku menunggu nya berdoa setelah menunaikan sholat magribnya. 
Seorang pria dengan kaki yang ceca di tanah berdiri mantap di hadapan ku sore ini, dan berkata, "Kapan aku bertemu dengan ayahmu?, besok ajah gimana?" Pertanyaan yang membuatku keki dan kaku. "Aku kan sudah bilang aku g mau jadi istrimu, oh Mg aku tidak mau menghabiskan sisa umurku dengan Mr. Bawel seantero dunia."
"ehh..., aku serius..." dia berkata dalam bahasanya yang lembut.
Well, dia memang pria yag sopan santun, teman kami bilang, kami itu cocok banget, yang cewek kurang santun yang cowok sopan santun


Jumat, 06 Maret 2015

Kelas Inpirasi2 kelompok 16


Ini ceritaku, mana ceritamu???
Ok, dipaksa Doni buat nulis.
Kelas Inspirasi.., what is the meaning? I don`t know.
Awalnya aku hanya iseng-iseng saja, mendaftarkan diri secara diam-diam setelah melihat posting DP (display picture) salah satu contact BBM (blackberry messenger) yang menceritakan tentang Kelas Inspirasi. Aku mencoba membuka web tersebut dan mendaftarkan diri, dengan profil sederhanaku.
Berfikir sebelum bertindak, itulah yang sering diajarkan, dan aku malah melakukan sebaliknya, setelah mendaftarkan diri aku mulai mencaritahu apa itu Kelas Inspirasi, dan uwoo uwooo..., kereennnnnn......,” dalam hati mulai berharap profil sederhanaku bisa diterima.
Hari berganti hari, tibalah pengumuman hasil seleksi Kelas Inspirasi, aku tidak membaca namaku disana, sampai teman BBM yang memposting menyapaku.
“Mbak, mendaftar KI ya,” begitulah katanya. 
“Heheh, iya.., saya lihat dari DP kamu.” Balas ku.
“Iya Mbak Non, saya kan panitia.”
“Oh gitu, tapi kayaknya saya g lulus ya (pasang emo smile)”
“No. 105 Mbak, Noni PT. PXXXXA”
“Oh ya..., waahhhhhh (pasang emo bahagia)”
Mengajar bukanlah sesuatu yang asing bagiku, tahun lalu, 2014 ditengah-tengah kesibukanku setiap Hari Jumat jam 09.00-11.00 pagi aku mengajar di salah satu sekolah untuk tingkat SD (kelas 5-6) dan SMP (kelas 2). Aku biasa memberikan pelajaran berupa motivasi kepada mereka dan perencanaan hidup sehari-hari.
Dengan pengalaman tersebut, Kelas Inpirasi tetap mampu dan berhasil membuatku tertantang, aku ingin memberikan yang terbaik di kelas tersebut. Bersama personil kelompok 16 yang spectakuler, aku berusaha memaksimalkan apa yang aku punya. “Thank`s god yang telah mempersatukan kami di kelompok 16, I love them so much.”
Next hari inspirasi pun tiba, 5 Maret is unforgetable moment. Kami berkumpul tepat pukul 06.00 WIB di Stasiun TVRI yang menjadi best camp kami, semangat 86 mengebu-gebu menuju Belawan tempat SD kami berdomisili (“huammm....,” lupa kalau masih ngantuk.
Opening ceremony telah berlalu, tanpa disadari aku telah berada di kelas, ditatap 32 siswa. Kelas III adalah kelas pertamaku. Aku mencoba memperkenalkan diriku, aku membawa iklan lowongan kerja yang di-posting di koran, inilah caraku memperkenalkan profesiku HR & GA (Human Resources and General Affairsdan bersyukur di dalam hati siswa-siswa di kelas mengerti. 
“Adek-adek, pernah liat iklan seperti ini kah?”
“Pernah-pernah,,” jawab mereka serempak
“Yah iklan-iklan ini kakak yang mengirim ke koran, dan koran mengumumkannya,  hingga para pencari kerja bisa mengetahui kalau kakak lagi cari tenaga kerja”
“Adek-adek disini, cita cita nya mau jadi apa? Ada yang mau kerja di kantor?”
“Mau jadi presiden bu....”
“Wah.., keren.., ada yang mau jadi presiden...,”
“Apa pun cita-citanya, kita harus ingat 4 hal,(kami mulai bernyanyi lagu macam-macam profesi)” 
Setelah memperkenalkan diri, kegiatanku berlanjut pada proses recruitment, aku mengambil salah satu tes yang biasa digunakan pada saat recruitment yaitu draw a person. Dengan instruksi yang dimodifikasi, aku mencoba membimbing anak-anak untuk mulai menggambar. Dan dannnnn bel berbunyi, menandakan waktu ku telah habis di kelas tersebut. “OK, sukses untuk kelas III, alhamdulilah.”
Kelas berikutnya kelas IV, untuk perkenalan aku melakukan cara yang sama dengan kelas sebelumnya, namun di kelas ini, aku lebih menfokuskan kepada kreatifitas, aku membawa alat tes kreatifitas sederhana, pekerjaanku sebagai HR & GA yang juga meng-handle diklat sebagai sarana dalam human develomment menuntutku untuk selalu kreatif, dan selain 4 hal aku mengajarkan kreatifitas di kelas 4. 
Kelas berikutnya, kelas V, aku masih mengandalkan koran yang kubawa sebagai media yang dapat memperkenalkan diriku ke mereka, di kelas ini aku melakukan kegiatan recruitment sesi wawancara, namun sepertinya salah sasaran, anak-anak lebih menangkap pada wawancara reporter di TV, “hahahhaaa.....”. Walaupun tidak nyambung, tetap seruuuu......
Meninggalkan kelas V yang salah fokus, aku masih tetap semangat untuk menuju kelas VI. Semangatku bisa diadu dengan teriknya matahari belawan siang itu. Di kelas VI, aku mengambil tema “daily activity” aku membagi form yang aku rancang sendiri dan di bagikan ke masing-masing siswa. Menuju UN yang kurang dari 2 bulan, para siswa sebaiknya memaksimalkan waktu yang mereka punya. Dibuka dengan permainan aku memulai debutku di kelas VI yang cukup bisa ku kendalikan.
Kelas III, IV, V, dan VI telah kulalui, saatnya menuju kelas kecil, kelas I da II. Sayang sekali, karena waktu yang terbatas, aku tidak dapat berada di kelas II. Well, aku yakin teman-teman ku telah menginspirasi mereka dengan spectakuler.
Kelas I, adalah kelas yang benar-benar sulit untuk aku kendalikan. Keadaan kelas waktu itu sangat luar biasa, ada murid yang memukul-mukul meja, ada yang naik-naik ke meja, ada yang bertengkar, ada yang nangis, beberapa mulai kepanasan, kelaparan, dan kehausan. Aku benar-benar kesulitan. “Tidaaakkk................................” Aku tidak mengajar apa apa di kelas ini, aku hanya berusaha membuat para siswa tenang. “ampun deh......”
Akhirnya, aku secara pribadi mengucapkan terima kasih kepada Kelas Inspirasi, yang telah memberikan kesempatan ini, kesempatan yang tidak akan pernah aku lupakan. Terima kasih yang sebanyak-banyak pada kelompok 16 (fasilitator-inspirator) yang selalu menjadi motivasi untuk memberikan yang terbaik pada kegiatan ini. Terima kasih untuk sekolah yang telah menyambut kami dengan sangat antusias dan untuk semua pihak yang telah berkontribusi saya ucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya. Aku berperan menjadi inspirator tetapi akulah yang terinspirasi. Kelas Inspirasi is amazing.   
Ini ceritaku mana ceritamu.

Sabtu, 14 Februari 2015

Looking Around TANGGERANG

Ini perjalananku di kota Tanggerang. Tanggerang kota yang teratur menurutku, kalau di Sumatera Utara  Medan mungkin seperti Binjai lah ya.